Awal permasalahan pengelolaan sampah terkait dengan penumpukan sampah
yang akhinya menjadi permasalahan serius. Di Indonesia, tidak ada sinergi
antara penghasil sampah dan pengelola sampah.
Proses pengelolaan sampah organik
- Tumpukan Sampah
- seleksi dan pemisahan
Organik Anorganik
- Perajangan
- Pengomposan Perebusan
- Pengayakan
- Pengemasan
Dalam proses perebusan banyak zat yang terkandung dalam sampah tersebut
hilang. Sedangkan dalam pengomposan, banyak zat yang terkandung didalamnya.
Tujuan pengomposan untuk mendapatkan kompos dan pupuk cair
Prinsip dalam pengomposan :
- Ada bahan baku (sampah organic)
- Ada pengurai (binatang, mikro organisme/ragi)
- situasi nyaman untuk penguraian
adanya tempat terpisah seperti :
- tidak terkena sinar matahari langsung
- kelembaban cukup
- cukup kandungan O2 (tertutup tapi masih ada ruang untuk udara)
- cukup air basah
- Kondisioner tanah (penstabil dan pengikat unsur gizi/nutrisi/hara ) bergetah dan berlendir seperti tanaman suweg, mbolo –mbili , batang bahan kelor, getah nangka, jarak, getah pisang, getah pepaya (dirajang selama … 1 : 20 )
Strategi pemercepat proses :
- perajangan
- penambahan zat gula (kompos yang sudah jadi disiram dengan larutan gula dan dibiarkan semalamdan tiriskan maka air tersebut mengandung mikro organismedan dapat dipakai selanjutnya untuk peragian) (1 sdm : 1 – 10 liter air)
- Air hasil penyaringan dalam kompos dapat dipakai lagi untuk menyiram kompos tersebut sehingga dapat mempercepat proses pengomposan.
Hal – hal yang perlu diperhatikan selama pengomposan :
- tidak boleh ditutup terlalu rapat dan tidak boleh terlalu panas (dapat mematikan mikro organisme)
Proses pengomposan tergantung pada pemenuhan prinsip – prinsip
pengomposan (tergantung pada mikro organisme) Proses ini mengambil waktu kurang
lebih 3 hari sampai 3 bulan. Penggunaan kompos yang sudah jadi dapat
mempercepat pengomposan. ( ½ kompos jadi = ½ bhn baru)
Ciri – ciri
kompos yang telah jadi :
- bahan lunak
- warna pucat
- biasanya tumbuh jamur
- kadang – kadang hancur (banyak pengomposan yang prosesnya tidak sampai hancur )
- tidak panas
- aroma tidak tajam ( bahan2 yang mengandung minyak asiri aromanya tajam yang belum terurai dan menghambat proses penguraian. Oleh karena itu binatang seperti kaki seribu, rayap, dapat membantu banyak penguraian) Namun kalu memakai rayap perlu diayak/disaring atau dapt juga dengan disiram air panas.
Kualitas kompos tergantung pada :
- Bahan baku
- proses
Salah satu fungsi kompos selain mengembalikan kesuburan tanah juga
membuka udara dalam tanah. Ciri kas kompos yang sudah rusak yaitu pertumbuhan
daun tidak tumbuh dengan bagus karena unsure nitrogennya sudah hilang, oleh
karenanya kompos yang sudah jadi harus ditutup Karena akan hilang kandungannya
(karena panas, air hujan ).
Proses pembuatan :
Sampah organic (dipilah-pilah) dan diiris (untuk mempercepat proses
penguraian)
Kotoran hewan yang stabil ; kotoran kerbau
Kotoran hewan yang tidak stabil : segala kotoran unggas, kambing dan
sapi
Akar kacang-kacangan, pohon turi, koro sudah dapat langsung dijadikan
pupuk tanpa proses. Bahan tersebut ditumbuk dan diiris kemudian di timbun
tanah.
Sei Tanya Jawab :
Di tempat warga, kebanyakan warga membaakar terlebih dulu. Apakah ini
proses yang benar?
Pembakaran memepercepat proses penguraia namun menghilangkan zat – zat
yang terkandung didalamnya.
Apakah kita perlu memisahkan binatang-bintang tersebut setelah kompos
jadi? Sebenarnya tidak usah karena binatang tersebut malahan akan membantu
proses pengomposan selanjutnya. Sedangkan binatang tersebut tidak merugikan
(memakan/mengganggu tanaman karena binatang tersebut memakan yang sudah mati.)
Pengurai sifatnya bekerja dikegelapan dan udara hangat (jangan dicampur
dengan garam karena mematikan unsure-unsur didalamnya)
Cara mengumpulkan binatang pengurai dengan membuat bahan makanan dari
Pupuk kandang (1), katul (1) dedaunan (1) dan dimasukkan ke tempat yang gelap.
Bagaimana dengan sampah seperti plastic? Apakah boleh dibakar?
Asap sampah papun (terutama plastic) dapat mengganggu system pernapasan
(paru-paru).
Kompos yang setengah jadi (yang masih panas) kalau dihirup terus juga
akan mengganggu sistem pernafasan.
Sumber : Kelompok Mitra Tani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar