Jumat, September 14, 2012

PARTISIPATORY RURAL APRAISAL PENGKAJIAN PEDESAAN SECARA PARTISIPATIF



Pokok Bahasan : Metodologi PRA

Sub Pokok Bahasan : 1. Terminologi dan Pengertian PRA
Tujuan :
  • Peserta memahami  terminologi dan Pengertian PRA
Metode :
  • Ceramah  Tanya jawab
  • Sumbang saran
  • Penegasan

Media/alat bantu :
  • Hand out
  • Infokus
  • Kertas flipcart
  • Spidol
  • Plano
  • Selotip besar

Waktu : 1 sessi ( 60 menit)
Proses :
  1. Fasilitator/pemandu memberikan pengantar  singkat tentang istilah PRA dan menjelaskan tujuan dari sub pokok bahasan tersebut.
  2. Fasilitator/pemandu menjelaskan latar belakang penerapan PRA sebagai metologi;
  3. Berikan kesempatan pada peserta bertanya terhadap hal-hal yang mereka rasakan kurang jelas.
  4. Bila ada pertanyaan, tawarkan kepada peserta mungkin ada yang mau sumbang saran
  5. Berikan pencerahan seperlunya pada akhir sessi

Terminologi dan Pengertian PRA

A.   Definisi /Istilah PRA

Participatory” = Partisipasi = Keikutsertaan
·         “Siapa ikut serta dalam kegiatan siapa?”
·         Cita-cita PRA adalah kegiatan pembangunan dimiliki  sendiri oleh masyrakat, karena itu: yang ikut serta adalah orang luar
Rural”= Pedesaan ;
·         Bisa juga untuk mengkaji daerah perkotaan
·         Bisa juga untuk mengkaji struktur dan fungsi lembaga
Relaxed” = Santai,   non Formal
·         Tidak sekedar “jalan-jalan”
·         Tetapi menelusuri “benang merah” dalam analisis situasi
Appraisal” = Pengkajian
·         Tidak terbatas pada penggalian data melainkan juga
·         mengolah informasi melalui visualisasi
·         Menganalisis bersama masyarakat
·         Merencanakan kegiatan bersama berdasarkan temuan

Participatory Rural Appraisal (PRA) merupakan suatu metode atau pendekatan yang digunakan untuk memperoleh informasi, menganalisis dan meningkatkan pengetahuan tentang kehidupan dan kondisinya sebagai dasar dalam membuat perencanaan dan aksi dengan melibatkan masyarakat secara aktif. PRA memberikan ruang yang luas kepada masyarakat sebagai pelaku aktif atau subjek yang mengambil inisiatif dalam metode dan aksi.

Dengan kata lain “menyerahkan pengelolaan kepada orang dalam”, peran orang luar sebagai “fasilitator dan katalisator” proses di komunitas yang siap melakukan perubahan. PRA mengarahkan proses analisis terhadap situasi yang dialami oleh subjek dirinya, artinya fenomena dan deskripsi situasi akan menjelaskan aspek perilaku dan peristiwa yang dialami secara intelektual dan emosional.

Terminologi lain tentang PRA yaitu, pendekatan dan teknik-teknik pelibatan masyarakat dalam proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi program pembangunan masyarakat. Sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri, agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan (Chambers, 1992). PRA merupakan suatu pendekatan dan metode yang berkembang agar masyarakat lokal mampu membagi, meningkatkan dan menganalisis pengetahuan tentang kehidupan dan kondisinya, membuat rencana dan bertindak (FADO, 2001).

PRA memungkinkan orang desa mengungkapkan dan menganalisis situasi mereka sendiri dan secara optimal merencanakan dan melaksanakan maksud dan tujuannya di desanya sendiri. PRA sebagai alternatif  yang digunakan untuk melakukan penilaian pedesaan yang lebih partisipatif dengan menekankan unsur proses dan efektivitas cara yang dilakukan.

Tujuan PRA
Secara umum PRA bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji fenomena, peristiwa, kapasitas, dan kehidupan sosial dalam upaya membangun aksi bersama dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama atau subjek pembangunan.
Aspek strategis dalam PRA yaitu;
  •  Menempatkan anggota masyarakat sebagai penentu, subjek dan pemeran utama dalam pembangunan.
  • Menempatkan pihak luar sebagai fasilitator proses.
  • Meningkatkan kapasitas masyarakat melalui aksi bersama dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
  • Proses pembelajaran bagi masyarakat dalam menganalisis situasi dan mengidentifikasi kebutuhan, desain dan melaksanakan pembangunan.
  • Meningkatkan interaksi dan perilaku masyarakat dalam kegiatan pembangunan

Secara praktis tujuan PRA untuk mengidentifikasi masalah, kebutuhan, potensi, dan sumber daya sebagai masukan dalam kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan. Aksi bersama di tingkat komunitas dilakukan melalui perencanaan kegiatan, monitoring proses dan evaluasi.

Mengapa PRA ?

PRA dikembangkan berdasarkan suatu pengalaman, tradisi dan metode yang telah dikembangkan sebelumnya. Kepopuleran metode ini tidak lepas dari kritik dari berbagai kalangan akademisi maupun praktisi serta pengujian terhadap kehandalan dan kekinian sebagai suatu cara dalam perencanaan pembangunan berbasis masyarakat. Perjalanan panjang dalam suatu proses pengembangan metodologi, PRA mengalami perubahan dari segi konsep dan penerapan di lapangan. Hingga saat ini metode ini masih populer diterapkan terutama di negara-negara berkembang yang mengalami proses transisi menuju bentuk masyarakat demokratis. PRA dapat dipandang sebagai bagian dari proses perkembangan pemikiran tentang konsep pembangunan masyarakat yang berkelanjutan.

Selanjutnya alasan apa saja yang mendasari PRA berkembang sebagai sebuah metode alternatif dalam pembangunan masyarakat;

1. Kritik terhadap model pembangunan yang tersentralisasi

PRA muncul sebagai reaksi terhadap gagasan dan model pembangunan yang lebih mengutamakan pertumbuhan dengan berbagai faktor yang memperkuat mekanisme global yang kurang menyentuh kepentingan masyarakat miskin. Model ini, menempatkan posisi penyelenggara negara sebagai pelaku utama yang menentukan proses pembangunan. Pembangunan lebih banyak diputuskan oleh sekelompok orang, birokrasi atau pemegang kekuasaan secara sentralistik tanpa melibatkan secara langsung masyarakat yang menjadi sasaran. Pengelolaan pembangunan sangat bersifat “top down” diturunkan “dari atas ke bawah”. Masyarakat ditempatkan sebagai objek pembangunan dengan ruang keterlibatan yang sangat terbatas.

Meskipun pemerintah menyusun rencana pembangunan melalui proses penjajagan kebutuhan (need assessment) masyarakat, namun prosesnya sangat tergantung suatu studi, survey dan penelitian akademis tanpa pelibatan masyarakat. Interpretasi hasil studi lebih mengarah pada judgment ahli atau peneliti yang menjadi dasar para pengambil keputusan untuk menyusun rencana dan tindakan untuk masyarakat.

Berbagai kritik terhadap model pembangunan yang bersifat (top down)
antara lain;
  • Menempatkan posisi penyelenggara negara, pemerintah dan para pengambil keputusan sebagai pelaku utama dengan paradigma tradisional yang memandang masyarakat sebagai pelaku pasif, perlu dikontrol, tidak dewasa, pelaksana pembangunan atau pihak yang harus dilayani.
  • Penelitian yang dilakukan lebih bersifat akademis dengan eksplanasi logis dari para peneliti atau pemrakarsa program, sehingga hasil kajian lebih banyak dipangaruhi oleh pikiran dan pandangan peneliti sendiri. Nilai terapan sangat lemah, sehingga menimbulkan kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan realitas yang terjadi dalam masyarakat. Dengan demikian, hasil kajian kurang menyentuh kebutuhan yang sesungguhnya dirasakan masyarakat.

  • Keterlibatan masyarakat dalam program pembangunan “diturunkan” dalam bentuk “hidangan siap saji” yang belum tentu dapat dinikmati oleh masyarakat. Pemerintah berperan sebagai pemrakarsa dan perencana pembangunan, masyarakat sekedar sebagai pelaksana. Masyarakat tidak merasa “memiliki” karena seringkali tidak ditemukan keterikaitan antara perencanaan yang dihasilkan dari sebuah penelitian dengan penerapan praktis di lapangan. Program yang diluncurkan tidak terintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga nilai keberlanjutan sulit dirasakan.

  • Proses belajar yang terjadi bersifat statis dan kaku. Masyarakat diperlakukan seperti kotak kosong yang tidak memiliki kapasitas dan diisi oleh gagasan dan program dari atas. Belajar dipandang sebagai proses mekanisasi bukan pembentukan perilaku dan pendewasaan. Transfer of capacity (pengetahuan, keterampilan dan teknologi) tidak berjalan secara optimal. Kapasitas perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi tetap di miliki oleh “orang luar”, masyarakat tetap dalam situasi terbelenggu serta tidak membangun kreativitas.

2. Munculnya Gagasan Pembangunan Partisipatif

Kritik terhadap pembangunan yang bersifat top down melahirkan beragam pemikiran pengembangan program alternatif yang lebih partisipatif. Pola tersentralisasi yang memandang masyarakat sebagai objek pembangunan menghasilkan berbagai kesenjangan dan ketidakadilan serta eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan lingkungan. Keberhasilan pembangunan hanya ditinjau dari indikator pertumbuhan, restrukturisasi, investasi modal dan pelayanan publik secara terbatas. Faktor budaya, kepemilikan dan modal sosial kurang diperhatikan. Atas dasar ini, muncul istilah “partisipasi masyarakat” melalui “bottom up planning” yang berupaya mempertemukan aspek pengembangan wilayah dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat sejak awal dilibatkan dalam proses pembangunan mulai dari proses pengambilan keputusan, perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi program. Apabila masyarakat dilibatkan dalam keseluruhan proses pembangunan, akan mendorong rasa kepemilikan terhadap program.

 Disamping itu, untuk mengurangi kesenjangan antara program yang direncanakan dengan kebutuhan masyarakat. Prakarsa dengan sendirinya akan muncul dari masyarakat termasuk tanggung jawab dan kontrol kualitas terhadap program yang dilaksanakan. Di masa yang akan datang ketergantungan terhadap pihak luar dalam pengambilan keputusan dan perumusan program secara bertahap dapat dikurangi hingga masyarakat secara mandiri melakukan aktivitas sebagai bagian integral dari kehidupannya.
.
3. PRA  Sebagai Alternatif

Kebutuhan akan metode dan pendekatan partisipatif melahirkan pemikiran,gagasan strategis dan praktis yang dapat diterapkan oleh berbagai kalangan baik pemerintah, swasta maupun LSM untuk membuat perencanaan dan pengembangan program pembangunan yang melibatkan masyarakat. Salah satu alternatif yang dikembangkan dikalangan akademisi dan praktisi yaitu metode atau pendekatan yang dikenal dengan PRA yang didasari prinsip-prinsip partisipasi masyarakat dengan berbagai alat terapannya.

PRA diharapkan mengakomodasi kebutuhan peran dan keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian dan evaluasi kegiatan menjadi dasar pengembangan teknik dan pengambilan kesimpulan. Secara garis besar latar belakang dikembangkanya teknik PRA didasarkan asumsi;

Pertama, adanya kebutuhan tentang cara dan metode kajian yang mudah dan praktis dapat digunakan bersama masyarakat untuk pengembangan program yang secara nyata menjawab kebutuhan masyarakat. Penerapan PRA sebagai bagian dari tindakan “penelitian” yang lebih menekankan pada aspek penerapan praktis bukan pada aspek disiplin ilmiah. PRA mendorong masyarakat untuk belajar (learning process) tentang dirinya bukan ditekankan pada subjek kajian dan nilai-nilai yang dihasilkan dari suatu analisis. Artinya aspek keilmuan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari upaya pembelajaran masyarakat. Disamping itu, PRA lebih diarahkan dalam pengembangan nilai prkatis pengembangan program masyarakat yang mudah dicerna dan direalisasikan di tingkat desa dengan sumber daya yang dimilikinya.

Diharapkan masyarakat dikalangan “grassroot” dapat memahami secara sederhana dan mampu melakukan sendiri dengan mengurangi keterlibatan orang luar. Bagi kalangan akademis penerapan PRA mendapat kritik yang sangat tajam terkait dengan ketepatan data dan ketajaman analisis. Namun hal ini dapat diimbangi dengan penerapan metodologis secara tepat serta melibatkan peneliti atau tenaga ahli bersama dengan masyarakat.

Kedua, kebutuhan pendekatan program pembangunan yang bersifat lokal, berkelanjutan dan mengandung nilai-nilai kemanusiaan. PRA merupakan cara yang digunakan untuk mengembangkan suatu kajian dengan melibatkan masyarakat baik secara intelektual dan emosional. PRA memandang masyarakat sebagai suatu keseluruhan, pelaku aktif, subjek pembangunan yang melakukan penelitian, menyusun rencana, mengorganisasikan, mengawasi dan mengevaluasi programnya secara mandiri. PRA diharapkan dapat mendorong tercapainya suatu sistem masyarakat yang demokratis, berdaya dan memperkuat kapasitas dalam menemukan dan mengenali permasalahan dan menentukan solusi yang tepat didasarkan pengalaman dan perubahan yang terjadi. Peningkatan kemampuan masyarakat berjalan secara alamiah melalui proses pembelajaran sepanjang hayat.
  
Masyarakat tidak ditempatkan sebagai konsumen yang menggunakan berbagai alternatif solusi yang ditawarkan oleh lembaga riset dan program, tetapi membangun paradigma dari oleh dan untuk masyarakat. Aspek keberlanjutan diukur dari kemampuan adopsi yang dilakukan oleh masyarakat baik secara individu atau kelompok dalam menyerap pengetahuan, keterampilan dan teknologi tepat guna dengan landasan nilai-nilai kemanusiaan. PRA mendorong pengembangan model pembangunan berbasis masyarakat yang memandang pembangunan bukan hanya dari aspek pertumbuhan fisik dan material saja tetapi mencakup aspek mental, sosial dan keseimbangan komunitas (keberagaman).






Sub Pokok Bahasan : 2. Prinsip- Prinsip PRA

Tujuan :
  • Peserta memahami prinsip-prinsip PRA
Metode :
  • Pengantar
  • Diskusi Kelompok
  • Disple
  • Penegasan

Media/alat bantu :
  • Hand out
  • Infokus
  • Kertas flipcart
  • Spidol
  • Plano
  • Selotip besar

Waktu : 1 sessi ( 60 menit)
Proses :
  1. Fasilitator/pemandu menjelaskan tujuan dari sub pokok bahasan tersebut.
  2. Selanjutnya lakukan pendalaman pemahaman PRA bagi peserta dengan membagi dalam kelompok diskusi yang berangotakan 5-7 orang
  3. tugas kelomok adalah mendiskusikan ” Apa/bagaimana prinsip-prinsip PRA
  4. Berikan waktu yang cukup untuk melakukan diskusi kelompok.
  5. Minta masing-masing kelompok presentasi secara bergiliran
  6. Beri kesempatan kepada kelompok lain mengajukan saran maupun kritikan terhadap kelompok yang telah menyampaikan diskusinya,
  7. Fasilitator/pemandu memberikan penegasan/pencerahan setelah semua kelompok melakukan presentasi;



PRINSIP-PRINSIP PRA

1. Belajar dari Masyarakat

Prinsip yang paling mendasar dalam PRA adalah bahwa PRA merupakan kegiatan dari, oleh dan  untuk masyarakat. PRA di bangun pada pengakuan serta kepercayaan akan nilai dan relevansi pengetahuan tradisional masyarakat serta kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah-masalah sendiri. Prinsip ini merupakan pembalikan dari metode pembelajaran konvensional yang bersifat ” mengajari” masyarakat.




2. Orang Luar sebagai Fasilitator, Masyarakat sebagai  Pelaku.

Konsekuensi dari prinsip pertama adalah perlunya ”orang luar” meyadari perannya sebagai ”fasilitator’ dan bukannya sebagai ”pelaku”, ”guru”, penyuluh”, atau peneliti.” bahkan peran ”orang luar” secara bertahap terus dikurangi.

3. Saling Belajar, saling Berbagi Pengalaman

Harus dilihat bahwa pengalaman dan pengetahuan masyarakat dan pengetahuan orang luar saling melengkapi dan sama nilainya. Oleh karena itu proses PRA adalah ajang dialog antara kedua pengetahuan itu untuk saling melahirkan sesuatu yang lebih baik.

4. Keterlibatan semua Kelompok Masyarakat

Kekeliruan yang sering dilakukan adalah mengganggap bahwa pimpinan formal, tokoh masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat, dapat mewakili seluruh masayarakat. Hal demikian yang kemudian melahirkan program-program yang hanya memenuhi kepentingan suatu golongan tertentu dan tidak didukung oleh masyarakat secara umum. Dalam PRA keterlibatan semua golongan masyarakat sangat penting, golongan yang paling harus di perhatikan justru mereka yang paling sedikit memeliki akses dalam kehidupan sosial komunitasnya (golongan paling miskin, kasta terendah, perempuan, anak) Kreteria penggolongan kelompok masyarakat tersebut dapat didiskusikan bersama masyarakat sendiri melalui teknik-teknik PRA.

5. Santai dan Informal

Kegiatan PRA diselenggarakan dalam suasana yang bersifat luwes, terbuka, tidak memaksa dan informal. Situasi yang yang santai ini akan menimbulkan hubungan akrab, karena orang luar akan berproses masuk sebagai anggota kelompok diskusi, bukan sebagai ”tamu asing” yang oleh masyarakat harus disambut dengan upacara khusus.

6. Menghargai Perbedaan .

Masyarakat yang hedrogen terdiri dari orang-orang yang memiliki pandangan pribadi atau yang merupakan pandangan golongannya sendiri. Oleh karena itu semangat yang harus dibina dalam melakukan kegiatan PRA  yaitu salaing menghargai, inti dari kegiatan PRA sendiri adalah mencoba melihat sejumlah variasi informasi dan masalah, bukan memberikan rata-rata hasil.

7. Trianggulasi

Dalam kajian informasi tidak semua sumber informasi senantiasa bisa dipercaya ketepatannya. Untuk mendapatkan informasi yang benar bisa diandalkan dengan menggunakan prinsip 'triangulasi' informasi, yaitu pemeriksaan dan periksa ulang, melalui:

a.      Keragaman Teknik PRA
·         Setiap teknik PRA punya kelebihan dan kekurangan. Tidak semua informasi yang dikumpulkan dan dikaji dalam satu teknik PRA dapat dipercaya. Melalui teknik-teknik lain, informasi tersebut dapat dikaji ulang untuk melihat apakah benar dan tepat.
·         k-29sKarenanya kami perlu melihat bagaimana teknik-teknik PRA dapat saling melengkapi, sesuai proses belajar yang diinginkan dan cakupan informasi yang dibutuhkan.

b.      Keragaman Sumber Informasi

    • Masyarakat selalu memiliki bentuk hubungan yang kompleks dan memiliki berbagai kepentingan yang sering berbeda bahkan bertentangan.
    • Informasi yang berasal dari sumber tunggal atau terbatas tidak jarang diwarnai oleh kepentingan pribadi. Karena itu sangat perlu mengkaji silang informasi dari sumber informasi yang berbeda.
    • Dalam melaksanakan PRA perlu diperhatikan bahwa :
- tidak didominasi oleh beberapa orang atau elit desa saja tetapi melibatkan semua pihak, termasuk yang termiskin dan wanita.
- sumber Informasi lain juga dapat dimanfaatkan seperti sumber sekunder yang berada di desa.

c.       Keragaman Latar Belakang Tim Fasilitator

·     Fasilitator PRA biasanya punya latar belakang atau keahlian khusus. Selalu ada resiko bahwa dia mengutamakan 'keahlian' dia sendiri (bias), walaupun sering kali kami tidak sadar.
·         Untuk menghindari bahwa kepentingan fasilitator akan menentukan temuan PRA, lebih baik membentuk Tim 'multi-disiplin' atau 'Polivalen', yaitu suatu tim yang terdiri dari orang dengan latar belakang, keahlian, jenis kelamin yang berbeda.

8. Belajar dari Kesalahan
       
PRA bukalah suatu perangkat teknik yang telah selesai, sempurna dan pasti benar. Diharapkan teknik-teknik ini senantiasa bisa di kembangkan sesuai dengan keadaan kebutuhan setempat. Dengan demikian, melakukan kesalahan, yang sering dianggap tidak wajar, dalam PRA adalah sesuatu yang wajar. Yang penting bukanlah kesempurnaan dalam penerapan, tetapi penerapan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan yang ada belajar dari kekurangan-kekurangan/kesalahan-kesalahan yang terjadi, agar kegiatan berikutnya menjadi lebih baik.
                   


9. Orientasi Praktis

PRA berorientasi praktis, yakni pemecahan masalah dan pengembangan program. Untuk itu dibutuhkan informasi yang relevan dan memadai, dan bukannya semua informasi yang bisa diperoleh tentang suatu hal. Yang dibutuhkan adalah pengetahuan yang optimal tidak semua informasi perlu dicari dan digali dengan sedalam-dalamnya.

10. Mengoptimalkan Hasil

Pelaksanaan kegiatan PRA memerlukan waktu dan tenaga, narasumber, tenaga yang terampil dan partisipasi masyarakat , yang keseluruhannya berkaitan dengan dana/uang. Sementara semangat untuk mengembangkan metode ini tidak dapat dibendung lagi,dana dan tenaga yang tersedia senantiasa terbatas. Untuk mendayagunakan ’biaya’ dalam arti luas tersebut (personil yang terbatas, kekurangan waktu, jumlah dana yang tersedia dan sebagainya) untuk kegiatan PRA yang memberikan manfaat optimal dengan penggalian informasi yang sahih, tidak ada pilihan lain bagi kita selain mengoptimalkan hasil dengan pilihan yang menguntungkan.Pilihan yang diambil harus menyangkut antara lain kuantitas informasi dan kualitas atau akurasi informasi.

11. Keberlanjutan

Kepentingan-kepentingan dan maslah-masalah masyarakat tidaklah tetap, tetapi berubah dan bergeser menurut waktu sesuai dengan berbagai perubahan dan perkembangan baru dalam masyarakat itu sendiri. Karenanya pengenalan masyrakat bukanlah suatu uasaha yang sekali dilakukan kemudian selesai, namun merupakan suatu usaha yang berlanjut. Metode bukanlah sebuah ”paket kegiatan PRA’ yang selesai setelah kegiatan penggalian informasi dianggap cukup, dan orang luar yang memfasilitasi kegiatan keluar dari desa. PRA merupakan jiwa yang harus dihayati oleh lembaga dan para pelaksana di lapangan, agar program yang mereka kembangkan  secara terus menerus melandaskan diri dari prinsip dasar PRA yang mencoba menggerakkan potensi masyarakat.


Sub Pokok Bahasan : 3. Proses dan Langkah Penerapan PRA

Tujuan :
  • Peserta memahami dan  bisa melakukan  Proses dan Langkah PenerapanPRA
Metode :
  • Pengantar
  • Diskusi Kelompok
  • Disple
  • Penegasan

Media/alat bantu :
  • Hand out
  • Infokus
  • Kertas flipcart
  • Spidol
  • Plano
  • Selotip besar

Waktu : 1,5 sessi ( 90 menit)
Proses :
  1. Fasilitator/pemandu menjelaskan tujuan dari sub pokok bahasan tersebut.
  2. Selanjutnya lakukan pendalaman pemahaman penerapan PRA bagi peserta dengan membagi dalam kelompok diskusi yang berangotakan 5-7 orang
  3. tugas kelompok adalah mendiskusikan ” Apa/bagaimana proses dan langkah – langkah penerapan PRA
  4. Berikan waktu yang cukup untuk melakukan diskusi kelompok.
  5. Minta masing-masing kelompok presentasi secara bergiliran
  6. Beri kesempatan kepada kelompok lain mengajukan saran maupun kritikan terhadap kelompok yang telah menyampaikan diskusinya,
  7. Fasilitator/pemandu memberikan penegasan/pencerahan setelah semua kelompok melakukan presentasi;




PROSES PENERAPAN DAN LANGKAH-LANGKAH PRA

A. PROSES PENERAPAN PRA


1.      PERSIAPAN

Tujuan persiapan : (1) memperoleh hasil yang optimal, (2) memperkecil resiko kegagalan (3) mempermudah pelaksanaan dilapangan



Pembentukan Tim PRA (tim perumus/pemandu)

Tim perumus/pemandu tidak selalu dibentuk secara khusus. Pada waktu awal tim biasanya  hanya terdiri atas pimpinan program, pelaksana program,wakil masyrakat dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Pada penerapan PRA untuk tujauan penggalian informasi tehnis, pemekaran jumlah anggota tim dilakukan misalnya dengan menambah narasumber untuk bidang-bidang teknik tertentu. Tenaga ahli/narasumber dari luar tidak selalu diperlukan, tergantung pada tahapan perkembangan program, masalah yang dihadapi serta tujuan kegiatan PRA itu sendiri.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pembentukan tim :

Proporsi Tim :
           
Latar  belakang tim harus beragam, berdasarkan mata pencaharian/pekerjaan , umur, jenis kelamin, pengelompokan sosial dan ekonomi dst.

Proporsi ”orang luar ” dan ”orang dalam” sebaiknya seimbang. Jika terlalu banyak anggota ”orang luar”. Maka akan berpengaruh kurang baik pada interaksi dalam tim dalam proses pelaksanaan PRA. Perlu dihindari dominsi ” orang luar” baik dalam diskusi maupun proses penerapan PRA secara keseluruhan.

Menyamakan pandangan anggota-anggota tim.

Langkah ini dilakukan untuk membangun keutuhan tim. Dan ini sangat penting kalau terdapat anggota tim yang ”baru”  dan belum berpengalaman atau belum mengenal  wilayah diprogram yang bersangkutan.

Kegiatan ini dilakukan antara lain bisa membahas gambaran wilayah peserta program, proses pelaksanaan dan bila perlu dilakukan kembali penggunaan teknik PRA yang akan di pergunakan.

Pembagian peran dalam tim :

Untuk memperlancar pelaksanaan PRA, maka anggota tim sebaiknya membagi diri dalam beberapa peran :
·         Pemandu, tugasnya adalah mendorong masyarakat peserta kegiatan untuk mendiskusikan diantara mereka sendiri, membangun proses, memfasilitasi penggalian informasi, membantu menganalisis dan mencatat poin-poin penting secara garis besar selama proses berlangsung.
·         Pemerhati proses,  tugasnya mendampingi dan membantu pemandu dalam memperlancar kegiatan serta menjaga proses agar sampai tujuan. Apabila terjadi hal-hal yang kurang atau tidak teraarah tugasnya untuk mengingatkan pemandu dengan cara yang tidak terlalu mencolok.
·         Pencatat, tugasnya adalah melakukan dokumentasi proses hasil secara lengkap dan terperinci.
·         Penerjemah, tugasnya sangat penting yaitu membantu anggota tim yang tidak menguasai bahasa daerah yang bersangkutan.


2.      PENENTUAN KEBUTUHAN INFORMASI

Penentuan kebutuhan informasi diperluakan untuk menghemat waktu, tenaga serta biaya. Juga diharapkan dapat memaksimalkan proses dan hasil perencanaan yang dibuat. Jenis informasi memiliki dua katagori utama yaitu informasi menurut tingkat kedalamannya dan informasi menurut luas cakupannya.

Informasi menurut tingkat kedalamannya

a.       Informasi umum adalah informasi yang bersifat umum untuk menggambarkan (deskripsi keadaan, biasa dilakuakan pada tahap penjajagan (ekplorasi) kebutuhan. Antara lain untu menkjawab pertanyaan :
·         Apa masalah yang ada? Kapan masalah itu timbul? Bagaimana masalah itu timbul?
·         Apakah masalah itu mempengaruhi timbulnya masalah yang lain, sudah berapa lama masalah itu berlangsung, apakah masyarakat menyadari adanya masalah itu. Apa upaya yang sudah dilakukan. Apa hasil upaya-upaya tersebut, apa tindakan selanjutnya, faktor apa penyebab masalah, apa akibanya dalam kehidupan masyarakat?

b.      Informasi khusus adalah informasi yang sudah mendalam, bersifat analisis (ada penjelasan). Biasanya untuk menjawab pertanyaan mengapa masalah terjadi? Mengapa upaya-upaya yang dilakukan belum mengatasi masalah?

c.          Informasi spesifik adalah informasi yang semakin dalam dan spesifik, terjadi dalam proses yang terus dalam penggalian informasi,  akhirnya memunculkan sejumlah alternatif rencana kegiatan atau rekomendasi untuk perogram. Untuk menjawab pertanyaan antara lain alternatif apa yang bisa diajukan untuk mengatasi maslah? Teknik  operasionalnya apa dan bagaimana?

Informasi menurut cakupannya

a.        Informasi luas diartikan sebagai informasi tanpa pembatasan topik (topik campuran)
b.      Informasi topikal (FGD) diartikan sebagai informasi dengan topik tertentu, misalnya topik pertanian, agroforestry, kesehatan, jender dll.
c.        Informasi sub topikal diartikan sebagai turunan dari informasi topikal, misalnya mutu pertanian, sumber daya pertanian, luas lahan, sumber air dll.

Untuk memperjelas pengertian diatas bisa diambil contoh informsi mengenai sumber daya yang dapat digali dalam tiga kelompok informasi diatas :
·         Informasi luas, misalnya digali seluruh sumberdaya  yang  ada, pertanian, peternakan dll.
·         Informasi topikal, misalnya sumberdaya pertanian
·         Informasi sub topikal, misalnya sumberdaya kebun.



3.      PENGKAJIAN DATA SEKUNDER

Data merupakan informasi yang sudah tersedia yang mencakup berbagai ketrangan tentang kelompok masyarakat dan lingkungan tempat masyarakat tinggal, misalnya : topografi, tataguna lahan, pengairan, jenis-jenis tanaman setempat, dll.

Manfaat data sekunder :
·         Untuk mendapatkan gambaran suatu wilayah, misalnya mata pencaharian penduduk, jumlah penduduk, dll.
·         Sebagai data pembanding terhadap informasi yang diperoleh langsung dari masyarakat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan
·         Usaha pengumpulan ini harus terarah, sesuai dengan kebutuhan.
·         Harus di perhatikan usia informasi data sekunder.
·         PRA untuk penjajakan kebutuhan data sekunder yang dibutuhkan bersifat umum, misalnya : keadaan wilayah, sosial ekonomi masyarakat, dll
PRA dengan topik khusus, data sekunder dibatasi pada data yang menyangkut bidang tertentu yang  diinginkan.
           
            Sumber data sekunder
·         Dokumen tertulis atau laporan dari lembaga pemerintah,swasta
·         Makalah dan artikel tentang wilayah setempat.

4.      PEMILIHAN DAN PENGURUTAN PRA

Berdasarkan penentuan jenis informasi yang akan digali, maka dapat ditentukan teknik yang akan dipergunakan untuk mengumpulakan informasi tersebut. Teknik-teknik ini ditentukan berdasarkan kemampuannya da kesusuainnya menggali jenis informasi yang dibutuhkan secara efektif serta kemungkinanya melibatkan masyarkat secara katif.

Sebuah teknik memiliki penekanan khusus terhadapt informasi tertentu

Meskipun setiap teknik dapat digunakan untuk menggali beberapa informasi dengan tekanan berbeda secara bersamaan, tetapi bagaimanapun sebuah teknik mempunyai penekanan khusus terhadap informsi tertentu. Misalnya Teknik Hubungan Kelembagaan (Diagram Venn) penekanannya adalah pada penggalian informasi mengenai hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang ada di desa; Teknik Penelusuran Alur Sejarah digunakan untuk mencari informasi umum; Matrik Ranking untuk membandingkan keadaan dari dua maslah yang sudah terseleksi.

Sebuah informasi tidak hanya dapat diperoleh melalui sebuah teknik tertentu.

Sebuah informasi dapat digali dengan menggunakan berbagai teknik. Misalnya informasi tentang keadaan pemasaran yang di peroleh melalui teknik diagram tentang pemasaran, dpat di lengkapi dengan hubungan kelembagaan, wawancara rumah tangga petani atau teknik kecenderungan dan perubahan
Penggalian informsi di lapangan bukan sekedar mempraktekkan berbagai teknik yang dipahami, tetapi lebih daripada itu juga pemilihan teknik yang tepat untuk setiap informasi yang akan digali/dikaji. Mengubah teknik, menyesuaikan dengan keadaan atau merancang teknik-teknik yang baru juga di perkenankan selama teknik tersebut mampu menggali informasi yang diinginkan dan dapat diikuti oleh masyarakat.

5.      PENENTUAN SUMBER INFORMASI

Sumber informasi akan sangat menentukan ketepatan suatu informasi. Oleh karena itu sebaiknya sumber informasi ini sudah diidentifikasi sejak dini. Untuk mempermudah itu bisa di pelajari dari data sekunder & kunjungan awal.

Sebagai contoh untuk keperluan evaluasi ingin diketahuai keadaan awal sebuah program yang dimulai beberapa tahun yang lalu, maka sumber informasi yang tepat adalah masyarakat yang ikut terlibat dalam program tersebut pada saat itu.


6.      PEMBUATAN JADWAL TENTATIF


Jadwal ini sifatnya sangat fleksibel disesuaikan dengan proses yang terjadi di lapangan. Diawal pelaksanaan kegiatan PRA, jadwal ini harus didiskusikan dengan masyarakat karena perlu dibicarakan kembali masalah waktu dan tempat kegiatan yang disetujui bersama (masyarakat).

Beberapa hal  yang sangat perlu diperhatikan dalam penentuan waktu kegiatan :
·         Perlu di perhatikan waktu luang masyarakat agar tidak mengganggu pekerjaan/ kegiatan sehari-hari.
·         Ada teknik yang bisa dilakukan malam hari, biasanya yang bisa dilakukan dalam ruangan. Ada pula yang harus dilakukan pada siang hari, misalnya teknik transek.
·         Ada kegiatan PRA yang sebaiknya dilakukan secara berulang pada musim yang berbeda karena berkaitan dengan musim, misalnya transek atau sketsa kebun yang dilakukan musim kemarau dan penghujan pasti berbeda hasilnya.

Dalam menentukan tempat, beberapa hal yang perlu diperhatikan
·         Mudah dicapai oleh orang banyak
·         Membuat peserta merasa nyaman, artinya jangan dipilih tempat yang akan membuat peserta merasa segan atau kurang bebas.
·         Kalau kegiatan dilakukan malam hari sebaiknya menggunakan ruangan yang luas. Siang hari bisa dilakukan di halaman atau di lapangan atau lapangan dengan membuat tenda bila ada kemungkinan hujan.
·         Perhatikan keadaan musim setempat, di daerah yang sering hujan dan berkabut tebal pada malam hari, hampir mustahil melakukan kegiatan di lapangan dengan memasang tenda dan lampu penerangan.



B.     LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN

1.      PEMBAHASAN MAKSUD, TUJUAN DAN PROSES

Berilah gambaran singkat mengapa kegiatan ini dilakukan, informasi apa saja yang akan dikumpulkan dan manfaat  pengumpulan serta pembahasan  informasi ini. Jelaskan pula proses yang akan ditempuh. Untuk itu perlu ada waktu tanya jawab dengan peserta PRA.

2.      PROSES PELAKSANAAN PRA
a.       Pengumpulan informasi bersama masyarkat sesuai kebutuhan informasi  dan teknik PRA yang akan digunakan dengan mengacu jadwal tentatif yang telah disusun.
b.      Analisa bersama dilakukan dengan memperbandingkannya, mencari hubungan sebab akibat antara hal-hal yang diamati, dst. Analisa ini juga menjadi suatu refleksi atau keberadaan masyarakat.
c.       Pengolahan data bersama masyarakat yaitu menggambarkan kembali hasil-hasil pengamatan, mengolong-golongkan, mengurutkannya, menyusun menurut peringkat tertentu dan sebagainya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses ini :
·         Informasi yang saling melengkapi
Kegunaan dari pemanfaatan berbagai teknik PRA adalah untuk memperoleh keseluruhan informasi yang dibutuhkan secara lebih utuh selain trianggulasi. Informasi yang telah diperoleh sebaiknya diperjelas bersama-sama.
·         Kombinasi teknik PRA
Kombinasi dari teknik PRA yang telah tersedia (yang memungkinkan memiliki keterbatasan-keterbatasan) dapat dimanfaatkan secara kreatif.
·         Kesimabunagan analisa data
Perolehan informasi, fakta, data melalui teknik PRA harus disadari sebagai penggalan-penggalan informasi, fakta, data yang relatif berdiri sendiri-sendiri. Untuk itu perlu  melakukan analisa silang antara perolehan yang satu dengan yang lainnya agar diperoleh gambaran yang lebih holistik.
·         Menyamakan kecepatan
Seringkali kita tidak sadari  bahwa kecepatan dan kemampuan setiap orang dalam menangkap dan mengakaitkan informasi, fakta, dan data yang tersebar secara acak berbeda satu dengan yang alain. PRA sebagai ajang pertemuan ”orang dalam” dan  ” orang luar” harus dapat difasilitasi keadaan ini dengan mensistematiskan secara perlahan informasi data dan fakta yang diperoleh dari berbagai teknik PRA.

3.      PENDOKUMENTASIAN HASIL DISKUSI

Dokumentasi (pencatatan) merupakan langkah yang mutlak harus dilakukan. Pokok-pokok penting setiap diskusi perlu dicatat dan catatan sebaiknya dibuat sesegera mungkin setelah kegiatan yang bersangkutan agar tidak ada hal-hal penting yang terlupakan. Gambar-gambar,bagan-bagan yang dibuat diatas tanah perlu disalin lagi pada kertas. Kesimpulan bersama perumusan masalah perlu ada catatan.



POKOK BAHASAN :TEKNIK-TEKNIK PRA

TEKNIK-TEKNIK PRA :
·         PENELUSURAN ALUR SEJARAH DESA
·         KECENDERUNGAN PERUBAHAN
·         KALENDER MUSIM
·         PETA DESA
·         PENELUSURAN DESA
·         SKETSA KEBUN/TATA GUNA LAHAN
·         HUBUNGAN KELEMBAGAAN
·         ANALISA MATA PENCAHARIAN
·         WAWANCARA
·         MASUKAN DAN KELUARAN
·         PENGGORGANISASIAN MASALAH
·         BAGAN PERINGKAT/RANGKING
·         PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN


Tujuan :
  • Peserta memahami alat-alat PRA
  • Peserta terampil menggunakan alat-alat PRA
  • Peserta memahami jenis informasi yang di kaji dan teknik yang digunakan.

Metode :
  • Ceramah  Tanya jawab
  • Diskusi pleno
  • Simulasi/praktek

Media/alat bantu :
  • Hand out
  • Infokus
  • Kertas flipcart
  • Spidol warna-warni
  • Garisan panjang (kayu)
  • Plano
  • Selotip besar

Waktu : 13 sessi ( 650 menit)
Proses :
1.      Fasilitator/pemandu menjelaskan bahwa materi ini merupakan kelanjutan dari materi sebelumnya; kemudian jelaskan tujuan sesi secara singkat;
2.      Tanyakan pada peserta apakah mereka pernah mendengar  alat/teknik PRA?
Jika ya, mintalah peserta menyebutkan teknik yang mereka tahu.
3.      Tuliskan semua pendapat peserta pada kertas plano.
4.      Setelah itu tanyakan pada peserta sbb :
a.       Apa manfaatnya bagi masyarakat?
b.      Informasi apa saja yang bisa dikaji dari masing-masing teknik tersebut?
5.      Berikan penegasan dari masing-masing teknik tersebut dengan menggunakan bahan pegangan pemandu.
6.      Buktikan dan yakinkan bahwa mereka mampu melaksanakan semua teknik itu dengan  mencoba mempraktekkan secara bergantian.
7.      Selesai praktek langsung diberi masukan baik oleh peserta sendiri maupun oleh Pemandu.




A. PENELUSURAN ALUR SEJARAH DESA (PASD)

Pengertian
·         Teknik PASD adalah teknik PRA yang secara khusus dirancang untk mengungkapkan kembali sejarah masyarakat  di suatu lokasi tertentu dengan memaparkan kembali kejadian-kejadian penting yang pernah dialami di masa lampau,
·         Peristiwa-peristiwa dalam sejarah tersebut disusun secara kronologis dimulai dari waktu selampau mungkin yang masih dapat diingat dan diidentifikasikan sampai dengan  dengan peristiwa-peristiwa  saat ini.
·         Sejarah ini digali masyarakat sendiri dalam diskusi bersama, orang luar hanya memfasilitasi.
           
Tujuan
·         Untuk mengenali dan mengetahui topik –topik penting yang terjadi dalam masyarakat masa lampau.
·         Untuk memahami keadaan masyarakat masa kini dengan mengetahui latar belakang di masa lampau.

Manfaat
·         Dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat, masalah-masalah yang ada, cara-cara masyarakat itu sendiri menyelesaikan.
·         Mengetahui hubungan sebab akibat anatara berbagai kejadian dalam sejarah kehidupan masyarakat.
·         Dapat memberi gambaran tentang informasi lain yang masih perlu digali dengan teknik-teknik PRA lainnya atau memberi konteks terhadap informasi-informasi lain yang telah ditemukan terlebih dahulu. Misalnya informasi tambahan yang dapat menegaskan hubungan sebab akibat yang telah ditentukan.

Langkah-langkah penerapan
1.      PASD dapat dimulai dengan menanyakan sejarah nama desa/kampung, penentuan patokan  waktu awal yang akan diungkapkan (umur tertua peserta atau kejadian paling lama yang dapat diingat)
2.      Dari informasi yang terkumpul dipilih kejadian paling penting/besar untuk menjadi topik diskusi atau pembahasan.
3.      Mencatat semua peristiwa yang diceritakan dan pembahasannya.



Catatan :
Pada prinsipnya tehnis pelaksanaan dapat dikembangkan oleh fasilitator PRA sesuai dengan keadaan setempat. Berikut ini salah satu contohnya :
  1. Pemandu menjelaskan tujaun dan aturan mainnya
  2. Kepada peserta dibagian lembaran-lembaran kertas.
  3. Peserta diminta menuliskan/menggambarkan peristiwa-peristiwa yang pernah mereka alami dan tahun kejadian peristiwa itu.
  4. Pemandu membuat garis diatas tanah/diatas kertas, dijelaskan sebagai ”garis waktu” .
  5. Seorang peserta diminta meletakkan kertas yang sudah diisi pada garis waktu yang sudah dibuat. Kemudian diikuti peserta yang lain meletakkan kertas-kertas mereka pada garis sengan urutan letaknya bersasarkan waktu dengan mengacu pada kertas yang sudah diletakkan pada garis terlebih dahulu.
  6. Setelah semua peserta setuju dengan urutan semua kertas, masing-masing pemilik kertas diminta untuk menjelaskan dengan rinci kejadian tersebut. Uraian iatu dicatat pada lembar kertas yang lain.
  7. Anggota diskusi yang lain diminta menanggapi penjelasan-penjelasan yang diberikan.
  8. gambaran keseluruhan Alur Sejarah Desa kemudian didiskusikan kembali masyarakt peserta PRA.

Bagan Alur Sejarah Desa Dasrokan, Kalimantan Tengah


 



B.   BAGAN KECENDERUNGAN DAN PERUBAHAN

Pengertaian

Pembuatan Bagan Kecenderungan dan Perubahan adalah teknik PRA yang dapat menggambarkan  kecenderungan dan perubahan berbagai keadaan, kejadian serta kegiatan masyarakat dari waktu-kewaktu.

Tujuan
·         Untuk mengenal berbagai perubahan yang terjadi dalam berbagai bidang kehidupan dalam jangka waktu tertentu dimasa  lampau, pada saat ini dan mungkin dimasa yang akan datang, serta melihat hubungan antara berbagai perubahan tersebut.
·         Untuk “ membaca” atau memperkirakan berbagai perubahan yang terjadi di suatu desa ke dalam bagan. Bagan tersebut dapat kita jadikan grafik kecenderungan.

Manfaat
·         Dapat menganalisa berbagai topik dan mengkaji permaslahan yang berkaitan dengan topik tersebut. Apabila topik-topik yang menonjol sudah teridentifikasi oleh teknik Penelusuran alur sejarah desa, dengan teknik ini penajaman pengalian informsi topik-topik tersebut bisa dilakukan.
·         Dapat menggorganisir berbagai harapan yang ada di masyarakat serta membantu masyarakat dalam menilai berbagai perubahan yang berdampak baik maupun buruk kepada mereka.
·         Kita dapat menentukan rencana guna mengatasi masalah yang sedang dihadapi dan mengantisipasi masalah yang diperkirakan akan muncul.

Langkah-langkah penerapan
  1. Jelaskan maksud & proses pelaksanaan kegiatan
  2. Gambar kerangka yang akan dipergunakan, yaitu matrik yang pada satu poros menunjukkan topik pengamatan & poros yang lain menunjukkan waktu
  3. Sepakati dengan peserta diskusi hal-hal berikut :
o   Topik-topik utama yang akan didiskusikan, dan buatlah dalam bentuk gambar yang sederhana.Misalnya gambar ternak, padi dan hasil panen padi, dll
o   Simbol untuk menentukan penilaian : misalnya banyak sekali, banyak, sedikit, sedikit sekali, dengan bahan-bahan yang ada seperti biji jagung, kerikil dll
o   Titik awal waktu yang akan dijadiakan patokan (kolom pertama) dan selang waktu antara tiap kolom, misalnya tahun 1970, 1975 dst.
  1. Kalau masyarakat tidak terbisa dengan sistem kalender, maka dapat digunakan patokan waktu yang  lain, misalnya masa penjajahan, masa pemberontakan dll. Dapat juga digunakan peristiwa-peristiwa khusus yang dialami masyarakat, misalnya Gempa bumi, masuknya jalan aspal, dibangun gereja/masjid. Kesepakatan waktu sangat tergantung kepada kemampuan peserta mengingat-ingat peristiwa-peristiwa yang terjadi.
  2. Mulailah dengan diskusi ringan, misalnya tentang luas kebun, tanah yang diolah masyarakat. Fasilitasi peserta dengan menyampaikan informasi yang dibutuhkan. Informasi yang terkumpul dirangkum dalam bagan yang telah disediakan dengan memasukakan gambar-gambar dan nilai-nilai yang telah disepakati. Mintalah peserta untuk mengisi sendiri bagannya.
  3. Lakukan analisis terhadap bagan yang sedang/sudah selesai diisi. Sebagai contoh : kalau peserta setuju dengan adanya pengurangan hutan,tanyakan sebabnya. Carilah informasi tentang cara masyarakat menagtasi masalah-masalahnya.
  4. Gambar seluruh proses & hasilnya ditampilkan kembali kepada masyarakat oleh salah seorang anggota masyarakat.

Bagan Peruabahan dan Kecenderungan
Desa Sukahaji, Subang


 






















Daftar masalah dari Bagan Kencenderungan dan Perubahan

No
Masalah
Potensi





























C.  PENYUSUNAN KALENDER MUSIM

Pengertian
Penyususnan Kalender Musim merupakan teknik PRA yang memfasilitasi penggalian informasi tentang keadaan dan permasalahan  yang berulang dalam suatu kurun waktu tertentu (musiman) dalam kehidupan masyarakat. Hasil kegiatan tersebut dituangkan kedalam bagan berupa kalender kegiatan sejumlah topik tertentu, biasanya dalam rentang waktu 12-18 bulan

Tujuan
·         Untuk mengetahui pola kehidupan masyarakat, masalah-masalah serta hala-hal berulang dalam kurun waktu tertentu.
·         Untuk mengetahau pola pemanfaatan waktu oleh masyarakat, sehingga dapat diketahui saat-saat mereka sibuk bekerja, saat sibuk dengan kegiatan lain (sosial, agam, adat)dan saat-saat mereka mempunyai waktu luang.


Manfaat
·         Teknik ini merupakan media yang baik bagi petani dalam melakukan pengkajian tentang keadaan usaha taninya. Melalui teknik ini dapat diketahui masa-masa sulit dan masa-masa baik mereka serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi terjadinya masa-masa itu.
·         Informasi yang dapat diperoleh dapat menjadi  masukan dalam pembuatan perencanaan (disesuaikan dengan keadaan yang ada di masyarakat)

Langkah-langkah penerapan
  1. Tentukan pokok bahasan yang akan didiskusikan bersama masyarakat. Misalnya kegiatan pertanian, ketersediaan pangan, perkembangan hama, pengahasilan, dll. Sepakati pula simbol-simbol yang akan digunakan.
  2. Buatlah kerangka bagan kalender musim berupa garis mendatar dengan keterangan waktu dan tegak untuk topik-topik yang  akan didiskusikan
  3. Diskusiskan bagan dengan masyrakat & sepakati titik awal waktu dimulainya pada garis waktu, misalnya januari atau juni. Bisa juga dipakai penanggalan tradisional yang dibuat masyarakat.
  4. Isi bagan yang telah dibuat dengan mengisi sesuai dengan pokok bahasan yang telah disepakati.
  5. Setelah kalender terisi ajaklah masyarakat untuk menganalisanya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan kritis & analitis untuk menggerakkan proses ini, misalnya : mengapa peristiwa tertentu hanya terjadi pada saat-saat tertentu (Mengapa sawah dikerjakan pada bulan november?)Peristiwa mana yang paling berhubungan. (mengapa banyak orang sakit diare pada musim kemarau?) bagaimanakah hubungan maing-masing peristiwa itu? (apakah hubungan sebab akibat atau memang harus berurutan)
  6. Dokumentasikan proses & hasil kegiatan ini.





Bagan Kalender Musim, Desa Lemah Abang , Kerawang



 

















Daftar masalah dari Bagan Kalender Musim

No
Masalah
Potensi





















D.  PEMETAAN DESA

Pengertian
Pemetaan adalah teknik PRA yang diguanakan untuk kegiatan pembuatan peta tingkat desa yang mengambarkan atau melukiskan keadaan wilayah desa tersebut dan lingkungannya. Ada peta-peta yang menggambarkan keadaan umum wilayah, ada pula peta dengan tema tertentu yang menggambarkan  hal-hal yang sesuai denga ruang lingkup tema; misalnya peta wilayah yang menggambarkan  jenis-jenis tanah, peta sumberdaya, peta penyebaran penduduk, pola pemukiman dan lain-lain.

Tujuan
Bersama-sama masyarakat mengenali keadaan desa dan masyarakatnya sendiri, melalui peta yang dibuat bersama-sama. Disamping itu juga untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan sebuah wilayah, baik yang bersifat umum maupun lebih terperinci, tergantung skala peta tersebut. Pemetaan dapat juga untuk lebih mengenali batas-batas suatu wilayah tertentu, misalnya daerah kawasan hutan, kebun,dst.

Manfaat
Kegiataan pemetaan bersama masyarakat dapat menimbulkan partisipasi masyarakat yang sangat baik, karena kegiatan ini cukup mudah dan mengasyikkan  dilakukan berbagai lapisan masyarakat. Proses penggalian dan pengkajian informasi yang berlangsung melalui diskusi memungkinkan masyarakat mengenal lebih mendalam  mengenai keadaan wilayah mereka secara menyeluruh, termasuk pula pemenfatan sumber daya alam, keterkaitan antara berbagai hal dan keadaan yang ada pada wilayah tersebut, serta berbagai masalah dan potensi yang ada.

Bagi ” orang luar” juga bermanfaat untuk mengetahui gambaran tentang keadaan wilayah, termasuk berbagai kejadian, masalah, hambatan dan sumber daya yang ada di masyarakat. Disamping itu juga dapat membantu ” orang luar” untuk menyelami cara berpikir masyarakat desa, prioritas-prioritas mereka mengatasi masalah.dst.

Dalam proses PRA secara umum, informasi yang di peroleh dari hasil kegiatan pemetaan dapat menjadi dasar bagi pemilihan dan penggalian informasi dengan teknik-teknik PRA lainnya. Biasanya pemetaan dilakukan sebagai dasar perencanaan program yang akan dilakukan. Juga dapat dilakukan  untuk keperluan evaluasi program di waktu-waktu mendatang.

Langkah-langkah penerapan
1.      Jelaskan tujuan pembuatan peta, bicarakan simbol-simbol yang akan digunakan dan catat arti simbol-simbol tersebut.
2.       Pembuatan peta ini dimulai dari tempat-tempat tertentu yang disepakati masyarakat. Biarkan masyarakat melakukan sendiri.
3.      Peta dapat dimulai dengan bagian-bagian utama kemudian diikuti dengan detail-detailnya, misalnya jalan setapak, nama sungai, batas dusun.
4.      Langkah berikutnya adalah melengkapi peta dengan detai-detail khusus yang sesuai dengan jenis peta yang akan dibuat, misalnya pembuatan peta mengenai sumberdaya lingkungan yang perlu digambarkan adalah lahan-lahan pertanian, lahan-lahan kritis, hutan dll.



5.      Selama pembuatan peta, pemandu hendaknya selalau mengajak & mendororng masyarakat untuk berdiskusi tentang berbagai hal yang berhubungan dengan peta tersebut. Berbagai maslah, petensi sumber daya, harapan dll.
6.      Gambar peta. Dan diskusi dirangkum dengan pemandu untuk diangkat kembali sebagai topik yang akan dibahas bersama masyarakat secara lebih mendalam.
7.      Presentasikan kembali peta yang sudah jadi, diskusikan dan analisa. Bahas maslah-masalah masyarakat yang muncul dalam proses pembuatan peta.








   GAMBAR PEMETAAN DESA


pemetaan desa
 




















Daftar masalah dari Pemetaan Desa

No
Masalah
Potensi






















E.   PENELUSURAN DESA (TRANSEK)

Pengertian
Teknik penelusuran desa (transek) adalah teknik PRA yang digunakan untuk memfasilitasi kegiatan penggalian informasi melalaui pengamatan langsung ke lapangan  dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan selama penelusuran lokasi dituangkan ke dalam bagan atau gambar irisan muka bumi. Secara harafiah arti transek adalah gambar irisan bumi. Pada awalnya transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati ”zona-zona ekologi” (daerah-daerah khas lingkungan tertentu) disuatu daerah tertentu.

Tujuan
Teknik ini digunakan untuk menggali informasi yang lebih dalam dan rinci tentang masalah potensi di suatu wilayah. Hasil teknik ini juga dapat melengkapi informasi secara lebih jelas hasil penggalian  dengan kegiatan pemetaan.Oleh karena itu teknik ini lebih banyak digunakan untuk tujuan-tujuan khusus, yaitu menggali informasi tentang topik-topik tertentu, misalnya mengamati keadaan reboisasi, jaringan irigasi dll.

Manfaat
Dengan menggunakan teknik ini dapat mengamati secara langsung keadaan lapangan, sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak dan lebih tajam.Kita juga dapat mengamati lokasi-lokasi yang biasanya tidak terjangkau bila menggunakan teknik lain. Selama penerapan teknik ini dapat juga diamati secara langsung perilaku masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya alam, misalnya cara mengolah tanah, mengembalakan ternak, mengelola irigasi atau yang lebih khusus lagi misalnya cara memanen nira dst.

Langkah-langkah penerapan
  1. Bicarakan dengan masyarakat tujuan kegiatan transek, jelaskan cara pembuatan diagram/peta & informasi yang perlu dicari.
  2. Membagi tugas tim untuk pengamatan sesuai kemampuan masing-masing, misalnya yang berlatar belakang pertanian mengamati masalah pertanian, dst.
  3. Anggota tim ditugaskan untuk menggambar/mencatat data, kalau mungkin tugas tersebut dilakukan oleh salah seorang anggota masyarakat.
  4. Sepakati cara melakukan Transek & pilihan lintasan. Beberapa pertimbangan untuk memilih lintasan adalah :
    • Cara yang dipilih sesuai keadaan lapangan, jenis informasi yang akan dikumpulkan, jumlah anggota tim, dll.
    • Lintasan yang dipilih harus mewakili topik-topik informasi yang di perlukan, misalnya pola pemenfaatan lahan, kondisi lahan dll
  5. Bicarakan lambang/simbol-simbol yang akan digunakan unutk menggambarkan bagan Transek, Catat simbol tersebut lengkap dengan artinya
  6. Mulailah melakukan perjalanan penelusursn lokasi mengikuti lintasan yang telah disepakati. Amati dan catat hasilnya sesuai informasi yang dibutuhkan. Berhentilah di beberapa tempat untuk mendidskusikan hasil pengamatan & penggalian  informsi yang telah dilakukan . Ini juga memberi kesempatan penggambar/penulisdata untuk mendokumentasikannya, misalnya pohon/tanaman yang dominan, sawah, kebun, bangunan dll dalam bentuk lambang.
  7. Pada akhir kegiatan, semaua catatan dan gambar dikumpulkan untuk didiskusikan. Seluruh hasil dirangkum dan digambar kembali secara lebih sempurna dan lengkap. Hasil gambar Transek tersebut dapat dipergunakan untuk mendidskusikan permasalahan, potensi, harapan-harapan dengan masyarakat yang lebih luas. Lakukan perbaikan-perbaikan jika diperlukan.







BAGAN PENELUSURAN DESA (TRANSEK)


 


























Daftar masalah dari Bagan Penelusuran Desa (Transek)

No
Masalah
Potensi



















F.   PEMBUATAN SKETSA KEBUN/TATA GUNA LAHAN

Pengertian
Teknik Pembuatan Sketsa kebun merupakan teknik PRA yang memfasilitasi kegiatan penggalian informasi  melalaui penggambaran keadaan kebun pada lokasi-lokasi tertentu dan mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan  pengelolaan lahan. Pembuatan sketsa kebun merupakan penggambaran yang lebih jelas berdaarkan informasi yang didapatkan selama kegiatan transek, terutama  yang berkaitan dengan jenis tanaman yang ada di kebun dan pola tanamnya.
Tujuan
Teknik ini bertujuan mendapatkan gambaran yang lebih terperinci mengenai keadaan kebun dan pengelolaan lahan, berdasarkan informasi yang bersifat fisik dan non fisik, yang teramati selama kegiatan diskusi dilokasi. Diasmping itu juga untu memperoleh informsi aspek-aspek pengelolaan lahan di suatu wilayah. Aspek-aspek dari loksi yang berbeda kemudian dibandingkan, berdasarkan topik informasi yang digali. Misalnya perbandingan antara pengelolaan lahan di lokasi yang terletak di dekat jalan raya dengan jauh dari jalan raya, pengelolaan lahan yang terletak di dalam dengan di luar kawasan hutan lindung, dst.

Manfaat
Bagi petani pembuatan sketsa kebun bersama pemandu dari luar dan rekan petani yang lain, selain merupakan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain, juga merupakan kesempatan untuk ” mengambil jarak” dari kebun yang sudah begitu akrab baginya dan memikirkan kembali keadaan kebun itu sebagai dasar untuk mempertimbangkan penyempurnaan-penyempurnaan di kemudian hari.
Teknik ini dapat membantu proses perencanaan, misalnya teknik ini dapat menjadi alat bantu dalam menyusun rencana pengelolaan kebun, baik ditingkat keluarga maupun yang lebih luas lagi ditingkat dusun dan desa (bila diterapkan untuk masalah pertanian). Dapat juga ditujukan untuk kepentingan lain, misalnya dala perencanaan pembangunan  saranan MCK, sumur (masalah kesehatan) dll.
Sketsa kebun juga dipakai untuk kegiatan pemantauan (monitoring) dan evaluasi , yaitu dengan melakukan penggambaran di sebuah lokasi yang sama secara berkala dan membandingkan sketsa-sketsa tersebut.

Langkah-langkah penerapan
  1. Pilihlah kebun/lokasi yang akan diamati, sebagai patokan pilihlah satu kebun untuk 8-10 kebun yang ada
  2. Lakukan pengamatan dan pencatatan hal-hal yang tampak dan informasi dari petani yang terlibat dalam kegiatan ini.
  3. Gunakan simbol-simbol ( tentu sudah disepakati oleh masyarakat) dalam membuat sketsa kebun. Segala sesuatu yang terdapat dalam lokasi tersebut digambarkan secara rinci, baik tata letaknya (untuk tanaman tahunan, tanaman semusim), pola tanam, dll
  4. Dalam diskusi digali segala hal  yang diamati. Kegiatan diskusi biasanya dilakukan setelah penggambaran dengan menggunakan gambar sebagai alat bantu.
sketsa kebunBAGAN SKETSA KEBUN













Daftar masalah dari Sketsa Kebun

No
Masalah
Potensi




















G.  PEMBUATAN BAGAN HUBUNGAN KELEMBAGAAN (DIAGRAM VENN)

Pengertian
Teknik pembuatan bagan hubungan kelembagaan atau diagram Venn  merupakan teknik PRA yang digunakan untuk mefasilitasi kegiatan menggali hubungan kelembagaan (hubungan antar pihak), baik hubungan antara masyarakat  dengan lembaga-lembaga tersebut, maupun pihak-pihak tertentu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Hasil penggalian dituangkan kedalam diagram Venn 9sejenis diagram lingkaran, diadaptasi dari disiplin ilmu matematika), yang akan menunjukkan besarnya pengaruh dan dekatnya hubungan suatu lembaga dengan masyarakat.

Tujuan
Untuk mengenal lebih jauh keberadaan, manfaat dan peranan berbagai lembaga di desa, baik lembaga lokal, maupun lembaga pemerintah dan non pemerintah dari ” luar”,berdasarkan pandangan dan penilaian masyarakat sendiri.
Mengkaji interaksi di antara lembaga-lembaga tersebut dan membuat suatu diagram yang memperlihatkan  besarnya pengaruh dan kedekatan hubungannya dengan masyarakat. Disamping itu juga untuk mempelajari keterlibatan berbagai kelompok masyarakat di dalam kegiatan kelembagaan tersebut.

Manfaat
 Kita dapat memahami cara masyarakat desa membuat urutan prioritas terhadap kegiatan lembaga-lembaga tersebut dan penilaian mereka tentang sumbangan yang diberikannya kepada masyarakat desa. Pengenalan keberadaan berbagai lembaga ini juga berguna untuk mendiskusikan pendayagunaan berbagai lembaga tersebut.

Langkah-langkah penerapan
  1. Kegiatan dapat dimulai dengan memberikan gambaran  mengenai suatu lembaga yang ada di daerah tersebut. Hal ini untuk memudahkan masyarkat melihat manfaat dan ketrlibatan dengan lembaga tersebut.
  2. Bersama masyarkat buat daftar jenis & nama: lembaga, kelompok atau pihak lain yang selama ini sudah dikenal oleh masyarakat.
  3. Diskusikan kegiatan/program yang telah dikembangkan oleh suatu lembaga, misalnya dengan mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan PKK, pengurusnya dengan pertanyaan-pertanyan yang dapat  mendorong diskusi.
  4. Pemandu kemudian menjelaskan aturan permainan teknik ini, termasuk arti simbol yang di pergunakan :
    • Setiap lembaga diwakili oleh simbol, sebuah lingkaran, dari kertas/karton (bisa simbol lain)
    • Simbol untk masyarakat adalah lingkaran berukuran sedang dengan tulisan ” Masyarakat” atau ” Penduduk Desa” yang di letakkan di tengan lantai/papan
    • Semakin besar ukuran berarti semakin besar manfaat yang dirasakan masyarakat dari program lembaga tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Semakin dekat letak sebuah simbol terhadap posisi simbol masyarakat, maka semakin dekat hubungan keakraban lembaga tersebut dengan masyarakat, begitu pula sebaliknya.
  5. Mintalah salah seorang peserta  untuk memilih besarnya lingkaran sebagai simbol lembaga tertentu yang telah didaftar dan dinilai manfaat kegiatannya bagi masyarakat. Hasil penilaian ini kemudian didiskusikan dengan seluruh peserta sampai lingkaran yang dipilih ditetapkan.
  6. Tentukan  jarak penempatan simbol dari lembaga tadi dengan simbol masyarakat, yang merupakan tingkat keakraban hubungan lembaga tersebut dengan masyarakat. Penempatan simbol ini juga merupakanhasil diskusi.
  7. Setelah semua selesai dilakukan pemerikasan kembali ketepatan informasi yang diperoleh & mendiskusikannya kembali. Pada kesempatan ini sebaiknya didiskusikan pula lembaga-lembaga atau pihak-pihak lain yang masih dianggap perlu untuk dicantumkan. Diskusikan juga bentuk & pola hubungan yang diharpakan masyarakat.
  8. Hasil & proses diskusi dirangkum oleh pemandu. Sebaiknya dicatat semua poin-poin penting hasil diskusi mengenai masalah, potensi dan harapan masyrakat terhadpa setiap lembaga.



 






















Daftar masalah dari Bagan Hububgan Kelembagaan

No
Masalah
Potensi



















H.  ANALISA MATA PENCAHARIAN

Pengertian
Teknik analisa mata pencaharian adalah teknik PRA yang digunakan memfasiliatasi kegiatan diskusi untuk mengenali dan menganalisa keadaan kehidupan masyarakat dari aspek mata pencahariananya

Tujuan
Untuk mengetahui komposisi pekerjaan/jenis matapencaharian, pola pembagian kerja, tingkat penghasilan dan pengeluaran masyarkat (desa). Disamping itu juga untuk mengetahuai kekuatan/potensi, ragam permasalahan dan keadaan pada saat ini dari sejumlah pekerjaan yang dilakukan oleh anggota masyarakat (desa seperti :aspek dasar dan pemasaran, ketersedian bahan baku, tehnologi serta tenaga kerjanya.

Manfaat
Hasil pengumpulan data melalui teknik ini bisa menjadi bahan refleksi bagi masyarakat sendiri. Mereka bisa mempertimbangkan kelayakan kegiatan/mata pencahariannya pada saat ini. Selain itu informasi yang diperoleh  dapat menjadi bahan rujukan untuk menentukan jenis kegiatan/mata pencaharian apa yang layak dan dapat di kemabangkan di masa yang akan datang.

Langkah-langkah penerapan
  1. Diskusikan proses & cara melakukan teknik ini. Sepakati format yang digunakan yaitu ; matrik/tabel, simbol-simbol dan atau hal-hal lain yang perlu disepakati. Jelaskan cara melakukan analisa perkembangan mata pencaharian.
  2. Ajak masyarakat untuk melihat jenis-jenis pekerjaan & ketrmapilan di sektor pertanian dan non pertanian yang menjadi mata pencaharian mereka.
  3. Informasi tentang mata pencaharian ini kemudian ditulis oleh masyarakata sendiri ke dalam tabel sesuai simbol-simbol tentang jenis pekerjaan/mata pencaharian, baik menganai masalahnya maupun potensinya.
  4. Setiap jenis pekerjaan dianalisa sesuai alat ukur/variabel yang telah disepakati, misalnya : aspek pasar, nahan baku, aspek potensi, masalah dll.
  5.  Setelah pengisian tabel, diskusikan kembali apakah sudah  benar-benar sesuai dengan keadaan & lengkap. Berilah catatan tambahan bila diperlukan.


ANALISI MATA PENCAHARIANBAGAN ANALISA MATAPENCAHARIN



























Daftar masalah dari Bagan Analisis Mata Pencaharian

No
Masalah
Potensi



















I.      WAWANCARA SEMI TESTRUKTUR

Pengertian
Teknik wawancara semi terstruktur dalam PRA merupakan alat penggalian informasi berupa tanya jawab yang sistematis tentang pokok-pokok tertentu. Sifat semi terbuka artinya jawaban tidak ditentukan terlebih dahulu, namun pembicaraan dibatsi oleh topik yang telah dipersiapkan dan disepakati bersama oleh Tim PRA.
Tujuan
Menggali berbagai informsi tentang keadaan sosial ekonomi dari berbagai segi, bersama warga suatu rumah tangga, untu mendapatkan suatu pengertian yang luas tentang keadan berbagai rumah tangga.
Mengidentifikasi jenis-jenis masalah dan kebutuhan masyarakat melalui pengumpulan data secara mendalam, sehingga terjadi pengkayaan pemahaman masalah-masalah sosial, budaya dan ekonomi masyarakat.

Manfaat
Dapat terkumpul keterangan/data kuantitatif tentang keberadaan ekonomi, sosial budaya, kesehatan dan lingkungan, serta data-data tehnis yang berhubungan dengan pokok pembahasan itu. Wawancara yang dilakukan setelah teknik analisa mata pencaharian untuk menggali informasi secara lebih mendalam dan rinci mengenai berbagai aspek kehidupan rumah tangga petani.

Langkah-langkah penerapan
  1. Buatlah daftar topik-topik perubahan, siapkan daftar pertanyaan-pertanyaan. Daftar topik dan pertanyaan itu hanya merupakan alat untuk mengendalaikan arah pembicaraan sehingga wawancara tidak mengarah pada percakapan biasa.
  2. Menentukan rumah tangga yang akan diwawancarai (tergantung pada tujuan wawancara dengan mempertimbangkan hal-hal beriikut :
    • Mewakili berbagai tingkat ekonomi
    • Anggota keluarga : suami – istri, janda/duda
Hal-hal diatas di perlukan untuk melihat perbedaan dalan pengaturan ekonomi rumah tangga.
  1. Melakukan wawancara dengan memperhatikan beberapa hal berikut :
·         Wawancara dilakukan dengan keluarga yang telah ditentukan, bila tidak ditemukan dapat diganti dengan yang lain yang keadaannya kurang lebih sama.
·         Adakan kesepakatan tentang topik yang akan dibicrakan (ynag terdapat dalam pedoman)
·         Pergunakan pertanyaan-pertanyan yang dapat memancing pendapat respon tentang beberapa hal. Untuk itu wawancara dapat diselingi dengan diskusi, tetapi jangan sampai berkepanjangan. Pewawancara sebaiknya menghindari kata-kata yang mempunyai dua atau banyak arti.
  1. Amati keadaan sekitar, misalnya kondisi rumah, perlengkapan dll, yang dapat membantu dalam pengenalan terhadap taraf kesejateraan mereka
  2. Buat catatan proses wawancara, terutama sikap dan tanggapana responden tentang permaslahan-permasalahan yag dikumunikasikan.









CONTOH-CONTOH PEDOMAN WAWANCARA


wawancara kel petani
 























scan0038



wawancara 3,wawancara 4



sumber wawancara
 














































































J.    PEMBUATAN BAGAN MASUKAN DAN KELUARAN
(In-put/out put Flowchart)

Pengertian
Teknik pembuatan bagan arus masukan dan keluaran didalam kegiatan PRA adalah alat untuk menggali informasi mengenai sistem-sistem yang ada di masyarakat  (desa dengan dituangkan kedalam suatu gambar atau sketsa yang menggambarkan keluaran atau masukan serta hunbungan antara bagian-bagia dalam sistem itu.

Tujuan
Untuk memahami sistem yang digambarkan itu secara keseluruhan, peran masing-masing bagian dalam sistem itu. Serta bagaimana proses hubungan timbal balik antara bagian dalam sistem itu. Disamping itu juga dapat untuk menilai kelayakan suatu sistem, mungkin salah satu penyebab masalah yang dihadapi masyarakat adalah sistem usaha mereka tidak lagi layak.

Manfaat
Dengan memahami suatu sistem dan permasalahan dalam sistem itu, kita dapat memikirkan bagian-bagaian apa yang mungkin  disempurnakan dalam sistem itu. Kita dapat melihat kelayakan gagasan perubahan dalam sistem yang ada itu. Dengan penilaian yang memperhatikan keseluruhan sistem itu, diharapkan kita dapat pula mencegah diadakannya perubahan yang kurang layak.

Langkah-langkah penerapan
  1. Tentukan sistem yang akan diamati berdasrkan massalah dan kebutuhan yang sedang di hadapi.
  2. Indentifikasi bagian-bagian dalam sistem itu. Tentukan batas-batasnya dan gambar diatas tanah/kertas.
  3. Identifikasi  masukan-masukan dalam sistem itu, gambar atau benda-benda yag sudah disepakati sebagai simbol.
  4. Identifikasi keluaran-keluarannya, gambar atau taruh benda-benda yang sudah disepakati sebagai simbol.
  5. Identifikasi hubungan masukan, bagian-bagain sistem dan keluaran-keluarannya.
  6. Untuk mempertajam analisa perlu diidentifikasi jumlah-jumlah yang sesuai untuk setiap masukan dan keluaran dan jumlah yang berkenaan dengan setiap bagian. Gambarkanlah jumlah-jumlah itu dengan tulisan, kerikil, biji-bijian atau apa saja yang tersedia.
  7. Bagan yang sudah jadi kemudian didiskusikan dan dianalis. Jika memang ada masalah dalam sistem itu, dapat mulai mengembangkan gagasan untuk perbaikan sistem itu.










BAGAN MASUKAN DAN KELUARAN


aNALISA USAHA1,ANALISA USHA2
 





































Daftar masalah dari Bagan Masukan dan Keluaran

No
Masalah
Potensi
















K. PENGGORGANISASIAN MASALAH

Pengertian
Pengorganisasian masalah sebenarnya adalah sebuah tahapan dalam PRA yang digunakan untuk menggorganisasikan berbagai masalah yang telah diidentifikasikan selama kegiatan penggalian dan pengkajian informasi oleh teknik-teknik lainnya. Masalah-maslah yang telah disusun kedalam bagan atau tabel dan di buat urutan  prioritasnya (biasanya menjadi dasar dalam pembuatan perencanaan)

Tujuan
Mengatur informasi yang sangat luas kedalam suatu susuna yang teratur guna membantu masyarakat untuk memahami dan menilai berbagai masalah yang ada secara  menyeluruh. Termasuk mengkaji hubungan  sebab akibat diantara berbagai masalah yang berbeda tersebut.
Memudahkan masyarakat dalam menilai  dan menentukan prioritas, dan mempertimbangkan alternatif pemecahannya sebagai dasar untuk membuat perencanaan yang sesuai dengan sumberdaya, kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.
Untuk menentukan masalah-masalah prioritas yang perlu tangani terlebih dahulu, dari sudut pandang masyarakat  pemilik masalah, sebagai bahan bagi pengembangan program jangka panjang (terutama maslah-masalah yang menimbulakan masalah lainnya)

Manfaat
Dengan prioritas yang jelas, perencanaan yang dibuat akan lebih terarah dan penggunaan sumber-sumber daya masyarakat yang ada lebih efektif. Juga dukungan dan partisipasi masyarakat dalam program yang menangani masalah-masalah yang memang menjadi prioritas mereka akan lebih baik dan lebih berarti.

Langkah-langkah penerapan
  1. Pengumpulan masalah
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan memajang kembali hasil-hasil pengkajian informasi yang telah diperoleh dari berbagai penerapan teknik PRA yang sudah dilakukan (peta, diagram, tabel dan catatan-catatan) kemudian mencatat kembali berbagai masalah yang muncul dari setiap catatan/ dokumentasi sebelumnya. Masalah yang dikumpulkan tersebut hendaknya dibuat berdasarkan hasil  musyawarah peserta PRA.
    • Gagasan yang muncul ditampung dan dibuat daftarnya
    • Lakukan seleksi terhadap daftar gagasan, yang tidak memenuhi kreteria sebagai masalah yang layak di bahas, misalnya masalah ” tidak ada bengkel untuk radio yang rusak”, tidak perlu dimasukkan daftar masalah.

  1. Pengelompokan masalah
Pengelompokakn maslah dilakukan dengan cara menyatukan masalah yang mirip serta dengan menghubungkan maslah-masalah yang secara langsung memiliki sebab akibat.
·         Penyatuan masalah yang mirip dapat dilakukan dengan meneliti daftar yang ada.
·         Masalah yang mempunyai hubungan sebab akibat disatukan dengan menggunakan kartu atau kata-kata kunci.



  1. Pengurutan/prioritas masalah
Masalah yang layak dibicarakan sebaiknya dibatasi untuk masalah-masalah yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Untuk memecahkan masalah hendaknya dilakukan secara bertahap sesuai prioritas. Penyusunan prioritas dilakukan dengan penyusunan bagan peringkat (matrik rangking)
Beberapa kreteria yang dapat dipakai untuk membuat prioritas :
·         Bukan merupakan masalah sebagian masyarakat atau kelompok tertentu saja.
·         Mendesak untuk segera diatasi, kalau tidak keadaan semakin buruk.
·         Dapat diatasi oleh sumber daya setempat (biaya, kebutuhan, tenaga dll)‏
·         Alternatif  solusi, tingkat keberhasilan besar baik dari segi teknis maupun sosial.
·         Merupakan masalah mendasar, bila diatasi akan membantu masalah-masalah yang lain.
·         Kreteria dapat dikembangkan berdasar kesepakan dengan masyarakat


Pengumpulan masalah-masalah





1. penyakit ayam
2.penyakit ngorok pada babi
3. Hama ulat pada padi
4. bibit ternak kambing mahal
5. bibit itik sulit (sedikit yg memlihara)
6. Sulit cari bibit coklat
7. Sulit cari bibit padi
8. pipa air rusak (karena gempa)
9. Bak air rusak (karena gempa)
10. rumah rusak (darurat)
11.Harga jual tan pangan rendah
12. Hasil panen padi rendah

 


13. Hasil perkebunan harga rendah
14.kerusakan kebun oleh ternak
15.Erosi pada kebun
16.tenaga kerja kurang
17. Pendapatan masyarakat rendah
18. tidak ada irigasi untuk sawah
19. perawatan tanaman padi kurang.
20. Lahan banyak tidak digarap
21. Hama lalat buah pada tanaman coklat.
22. pupuk langka

 

 


















L.   PEMBUATAN BAGAN PERINGKAT
(Matrix Rangking/Analisa Pilihan)

Pengertian
Teknik Pembuatan Bagan Peringkat atau Teknik Analisa Pilihan yang juga dikenal dengan sebutan Matrix Rangking adalah teknik untuk menganalisa sejumlah topik yang sudah teridentifikasi dengan mengkajinya dari beberapa aspek : serta menilai masing-masing aspek dengan kreteria yang sama agar dapat diperbandingkan. Biasanya yang dibandingkan adalah masalah-masalah terpenting dan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang telah diidentifikasi dan paling layak  dipertimbangkan berdasarkan kreteria yang dirakan paling sesuai dengan keadaan setempat.


Tujuan
Teknik ini bertujuan mencari prioritas masalah dan memilih alternatif-alternatif pemecahan masalah terbaik atau potensial yang ada. Alternatif masalah di sini bisa berupa program, kegiatan, ataupun tehnologi tertentu, sementara keadaan yang dipertimbangkan meliputi potensi dan kendala yang ada.

Manfaat
Salah satu manfaat utama yang dapat di peroleh dengan menggunakan teknik ini yaitu dapat mendorong dan merangsang daya pikir masyarakat dalam menentukan pilihan berdasarkan keadaan setempat (potensi dan pembatasnya) dan memperoleh pengertian tentang pilihan tersebut.

Langkah-langkah penerapan
1.      Sampaikan kembali masalah-masalah yang pernah disusun dan lakukan pembuatan prioritas masalah yang akan dikaji dengan membuat matrik sederhana bila hal ini belum dilakukan pada kegiatan dengan menggunakan Teknik Pengoorganisasian Masalah.
2.      Buatlah matrik untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang paling potensial
3.      Daftarkan pilihan-pilihan alternatif yang akan didiskusikan lebih lanjut, misalnya : jenis-jenis tanaman, jenis-jenis tehnologi dll. Alternatif-alternatif ini dicatat pada kolom/lajur tegak matrik.
4.      Diskusikan dan kembangkan kreteria-kreteria pemilihan alternatif-alternatif  tersebut bersama masyarkat, antara lain manfaat, faktor-faktor pembatas/kelemahan dari setiap alternatif tersebut, misalnya tenaga kerja yang dibutuhkan, waktu pengerjaan, biaya, cepatnya mendapat hasil dll. Kreteria-kreteria tersebut didaftarkan di dalam matrik kolom/lajur mendatar.
5.      Kolom –kolom yang ada pada matrik selanjutnya diisi/ dilengkapi oleh masyarkat, yaitu denga memberikan  nilai paada setiap kolom manfaat dan pembatas untuk setiap pilihan. Penentuan nilai untuk setiap jenis manfaat dan pembatas dibuat berdasarkan kesepakatan masyarkat dari hasil diskusi.
6.      Setelah semua kolom pada matrik telah diisi, selanjutnya dihitung jumlah penilain untuk masing-masing pilihan (alternatif). Pilihan yang mempunyai nilai manfaat paling tinggi dan pembatas yang paling rendah menunjukkan pilihan yang dirasa paling tepat oleh masyarakat.
7.      Hasil pengumpulan informasi melalui matrik ini kemudian dianalisa dan didiskusikan kembali  untuk memeriksa kebenaran informasi yang diperoleh serta untuk mengambil keputusan.











PENYUSUSNAN MATRIK RANGKING





MATRIK RANGKING 1



MATRIK RANGKING2
 















































M.PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN


Pengertian
Penyusunan rencana kegiatan adalah suatu tindakan nyata yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, dibuat dalam sebuah  bentuk tulisan, sebagai pedoman untuk bekerja mengatasi masalah-masalah yang dihadapi masyarakat.

Tujuan
Kegiatan perencanaan bertujuan  untuk menghasilkan suatu rencana kerja yang nyata dan jelas yang dibuat menurut batasan waktu tertentu. Sebagai pedoman untuk melaksanakan tindak lanjut yang benar-benar dapat dilaksanakan. Rencana kegiatan hendaknya disusun secara sederhana, jelas dan wajar, dalam arti dapat dilaksakan oleh masyarakat dengan dukungan dari berbagai lembaga yang mempunyai hubungan kerja dengan wilayah yang bersangkutan.

Tujuan lain kegiatan ini adalah untuk merangkum hasil analisa masalah dan identifikasi alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang telah dilakukan sebelumnya.

Manfaat
·         Mengarahkan kegiatan ke arah pencapaian tujuan bersama
·         Menjadi dasar penggorganisasian semua kegiatan yang tercakup dalam rencana itu, juga dasar pemantauan kegiatan-kegiatan tersebut.
·         Sebagai patokan-patokan dalam mengevaluasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam rencana yang telah disusun.
·         Rencana juga berguna sebagai dasar pertimbangan bagi pihak lembaga program dan lembaga pemberi bantuan dalam menentukan bantuan yang kan diberikan terhadap berbagai aspek pembangunan berdasarkan kepada prioritas msyrakat desa.

Langkah-langkah penerapan
  1. Rumuskan dan sepakati dengan masyarakat format penulisan rencana. Contoh bentuk penulisan sederhana yang dapat di pertimbangkan penggunaannya berisikan : MASALAH, KEGIATAN, PENGGUNGJAWAB, PENDUDKUNG,WAKTU, KETERANGAN.
  2. Daftarkan masalah-maslaah yang akan diatasi terlebih dahulu (daftar prioritas masalah yang telah dibuat.
  3. Diskusikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan  pertmbangan-pertimbangan tertentu, misalnya : mengkaji kebutuhan alat, bahan dan modal.










BAGAN RENCANA KEGIATAN


scan0037
 

































---- sekian --

2 komentar:

  1. Ulasannya sangat baik sekali buat pembelajaran, tetapi contoh2nya dalam tabel kok tidak ditampilkan,sehingga yang termuat hanya metodologinya saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bung...terimakasih masukannya..akan di perbaiki

      Hapus