Senin, Februari 27, 2012

Rerak (Lerak) dan Saponin Mampu Usir Keong Mas

Tahun 1990, keong mas ramai diberitakan menyerang padi. Luas penyebarannya pun terus meningkat. Hingga tahun 2004, luas serangan telah mencapai lebih dari 16.000 hektar di seluruh Indonesia. Melihat begitu luasnya areal tanam yang diserang, menurut Hendarsih Suharto, peneliti  hama dan penyakit dari Balai Besar Penelitian Padi (BBP Padi), keong mas pun bisa dikategorikan sebagai hama utama. “Sebab luas serangannya lebih luas dari rata-rata  serangan tungro dan blast,” ungkap Hendarsih kepada wartawan Agrotek beberapa waktu lalu.
Mimpi buruk karena serangan hama keong mas pernah dialami oleh petani di Margorejo dan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, serta beberapa daerah di Propinsi Banten. Menurut data yang dimiliki Departemen Pertanian, memang keong mas berpotensi  untuk menyerang persawahan di hampir semua pulau di Indonesia. Daerah yang sering terserang adalah Sumatera Utara, Jambi, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Bahkan akhir-akhir ini penyebarannya semakin luas, dengan dirambahnya wilayah Kalimantan dan Sulawesi.
Menurut Hendarsih, keong mas mempunyai kebiasaan memakan berbagai tanaman yang lunak termasuk padi yang masih muda. Biasanya keong mas memarut pangkal batang yang berada dibawah air dengan lidahnya hingga patah, kemudian patahan tanaman yang rebah tersebut  dimakan. Bila populasi keong mas tinggi dan air selalu tergenang, bisa mengakibatkan rumpun padi mati, sehingga petani harus menyulam atau menanam ulang. 
Saat ini pengendalian yang sering dilakukan petani adalah dengan mengambil keong kemudian dimusnahkan. Namun karena para petani melakukan pengambilannya  kurang intensif, populasi keong mas pun terus meningkat. 
Penggunaan pestisida anorganik sebenarnya diharapkan bisa membantu petani dalam pengendalian keong emas. Namun Hendarsih mengungkapkan bahwa di Indonesia, pestisida anorganik untuk keong mas hingga kini belum ada yang ampuh untuk mengendalikan keong mas. Bahkan menurutnya belum ada pestisida jenis tersebut yang terdaftar. Jadi tidak disarankan untuk menggunakan pestisida anorganik untuk keong mas. 
Untuk menghilangkan mimpi buruk petani karena masalah ini, Hendarsih menyarankan penggunaan bahan nabati untuk dijadikan pestisida alternatif dalam mengendalikan keong mas. Saran ini didasari penelitian dan pengujian lebih dalam yang dilakukannya bersama rekan-rekannya. 
Hasilnya, beberapa bahan nabati pun bisa digunakan sebagai pestisida nabati atau moluskisida untuk keong mas. Saponin, rerak, pinang, tembakau dan daun sembung  cukup efektif sebagai moluskisida nabati. Penggunaan bahan nabati dianjurkan Hendarsih dilakukan sebelum tanam, karena pada saat itu keong akan terganggu daya makannya, sehingga kurang merusak padi yang baru tanam. 
Mengenal Bahan Nabati
Ada beberapa  pilihan yang baik untuk diterapkan dalam persawahan yang bersistem mina padi, dimana petani selain menanam padi juga memelihara ikan. Pilihan tersebut antara lain saponin dan rerak.
Saponin merupakan ampas dari pembuatan minyak biji teh yang banyak dipakai oleh pengelola tambak untuk membunuh ikan liar. Kandungan bahan kimianya mengandung saponin 12%, dan banyak digunakan oleh petani Pantura Jawa Barat. Rerak, atau sebagian orang menyebutnya Lerak, merupakan tanaman lokal yang biasanya diambil kulit bijinya dan dipakai untuk mencuci pakaian maupun sebagai shampoo. Kandungan saponin dalam buah rerak ternyata cukup tinggi, sehingga dapat merusak pakaian dan merontokan rambut. Kandungan racun dari biji rerak juga berpotensi sebagai pestisida. 
Sebaiknya penggunaan pestisida yang terbuat dari rerak dan saponin ini jangan ditebar begitu saja di areal persawahan, karena akan memakan biaya yang besar. Jadi sebaiknya ditebar dititik-titik persawahan yang jelas ada keong emasnya,” katanya.
Dalam uji efektivitas yang dilakukan Hendarsih disebutkan bahwa biji teh (Camellia  spp) dapat membunuh keong pada konsentrasi 0,1 gram/liter. Sedangkan untuk limbah teh dibutuhkan 10 gram/liter agar dapat membunuh keong mas, dan bekerja lebih lambat dibandingkan dengan biji teh. Adapun daya kerja gadung basah terbukti lambat, baru pada 72 JSA dengan konsentrasi 15 sampai 25 gram/liter bisa membuat keong mati, dengan tingkat efektivitas antara 98 sampai dengan 100%.  
Dengan rerak, selain efektif membasmi keong mas, juga tidak beracun terhadap siput lokal dan ikan mas. Aplikasi di sawah sangat ramah lingkungan, sehingga dapat dipakai untuk daerah mina padi. Sosialisasi manfaat rerak dapat melestarikan pohon rerak dan berguna untuk penghijauan. Hasil  di lapangan juga  menunjukkan hanya saponin (produksi Taiwan) dan buah rerak (Sapindicus rarak) yang dapat mengurangi tingkat serangan  keong mas dan  tingkat keefektifannya tidak berbeda dengan moluskisida sintetis niklosamida.

Sumber berita : Elfa Hermawan, Majalah Agrotek 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar