PURWOREJO - Kelompok tani tanaman pangan Ngudi Makmur Desa
Bragolan, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, memang unik sekaligus kreatif dalam
membuat pupuk organik untuk memupuk tanaman padi mereka. Mereka memanfaatkan
air seni (urine) mereka sendiri untuk diolah menjadi pupuk yang ramah
lingkungan.
Pupuk organik yang bahan utamanya urine tersebut terbukti
menyuburkan tanaman, sehingga menghasilkan produk padi yang lebih berkualitas
dan berkuantitas. Menurut salah seorang pengurus kelompok tani Ngudi Makmur,
Purwo Budiyanto (35), kemarin, pupuk organik ini merupakan komposisi dari
berbagai bahan alami dengan proses pembuatan yang sangat mudah.
Bahan yang dibutuhkan hanya lima liter urine manusia, 600
gram susu putih cair kalengan, 250 gram kunyit, satu ikat daun orok-orok
beserta akar, dan lima sendok teh micin (penyedap rasa untuk masakan-red).
"Cara pembuatannya sangat mudah. Kunyit diparut dan
disaring untuk diambil airnya, sedang daun orok-orok beserta akarnya ditumbuk
untuk diambil airnya. Air kunyit dan air daun orok-orok dicampur dengan urine,
susu cair, dan micin.
Diaduk rata
Campuran bahan tersebut diaduk hingga rata, lalu direndam selama satu minggu. Selama perendaman harus ditutup rapat dan disimpan ditempat sejuk. Realisasi pupuk cair itu menjadi seberat 500 cc dengan warna hitam kecoklatan," jelasnya.
Campuran bahan tersebut diaduk hingga rata, lalu direndam selama satu minggu. Selama perendaman harus ditutup rapat dan disimpan ditempat sejuk. Realisasi pupuk cair itu menjadi seberat 500 cc dengan warna hitam kecoklatan," jelasnya.
Sedangkan aplikasinya, kata Purwo, setiap 250 cc dicampur
14 liter air. Kemudian disemprotkan ke daun tanaman padi. Penyemprotan lebih
efektif apabila diarahkan ke daun bukan ke tanahnya, karena memang sasaran
pupuk ini untuk daunnya.
Penyemprotan dilakukan pada tanaman berusia 7.10 hari,
dengan volume penyemprotan sebanyak empat kali. Jarak penyemprotan pertama dan
seterusnya antara 5.7 hari. Penyemprotan juga boleh dilakukan selama malai padi
belum keluar. Tetapi kalau tanaman padi sudah mulai berbuah, jangan melakukan
penyemprotan. Sebab akan mengganggu proses pembuahan tanaman padi, akibatnya
padi lebih mudah rontok.
Lebih bagus
Pupuk organik ini telah diterapkan pada lahan sawah seluas 2.000 meter persegi milik kelompok tani Ngudi Makmur di Desa Keduren, Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Kebutuhan pupuknya 500 cc kali empat penyemprotan, sehingga totalnya 2.000 cc pupuk organik cair.
Pupuk organik ini telah diterapkan pada lahan sawah seluas 2.000 meter persegi milik kelompok tani Ngudi Makmur di Desa Keduren, Kecamatan Purwodadi, Purworejo. Kebutuhan pupuknya 500 cc kali empat penyemprotan, sehingga totalnya 2.000 cc pupuk organik cair.
"Hasilnya sangat bagus dibanding tanaman di sebelahnya
yang tidak menggunakan pupuk ini. Selain hasil tanamannya lebih bagus, dari
segi biaya produksinya juga sangat hemat," katanya.
Menurut Purwo, kelebihan pada tanaman antara lain daun
lebih hijau, pertumbuhan batang padi lebih panjang, malai lebih panjang,
menambah peranakan padi, dan tanaman terlihat lebih kekar, serta padiya lebih
banyak.
Bau yang ditimbulkan pupuk ini sangat menyengat, sehingga hama tidak mau mendekati
tanaman. Kelompok tani Ngudi Makmur yang beranggotakan 36 orang itu, sengaja
tidak merahasiakan cara pembuatan pupuk organik hasil ciptaan sendiri. Justru
sebaliknya pembuatan pupuk ini agar bisa diketahui siapa saja yang membutuhkan.
"Kami mengutamakan sisi kesehatan yang dicanangkan
pemerintah tentang go organik. Pembuatan pupuk organik ini tidak hanya untuk
kelompok tani kami saja, tetapi untuk bisa diterapkan kepada petani
lainnya." "Kami memiliki keyakinan alam adalah sahabat kita. Alam
merupakan sahabat yang senantiasa mendukung manusia, tentu kita sebagai manusia
harus bersahabat kembali dengan alam," katanya.
Untuk itulah, kelompok tani ini berupaya melestarikan
lingkungan dan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada. Dr/ad
Sumber : dari berbagai sumber..
wah bisa rasa susu yah enak tuh... tapi kalo rasa urine....
BalasHapusHa..ha..yang merasakan tanaman, mas.....kita tanya tanamannya ya..:)
BalasHapusMas Heri, saya pernah dikasih tahu teman, katanya akan lebih bagus lagi kalau menggunakan urine dari wanita hamil, mungkin perlu dicoba Mas, saya juga akan mencobanya
BalasHapusBetul Frista....termasuk dari sapi hamil juga bagus, kebetulan ada teman yang melakukan penelitian ini untuk tanaman cabai..
HapusSalam kenal,pengen sedikit tanya mas/Bpk. Apakah hanya menggunakan POC ini saja tanpa penambahan pupuk padat(kimia) saat tanam sampai tiba waktu panen?
BalasHapusSekian terimakasih
Sebelumnya minta maaf mas K4ngone, baru buka blog, lama di tinggal. Berdasarkan pengalaman dengan teman2 di desa pedalaman Aceh, iya mas..hanya menggunakan POC sebgai pupuk susulan. sedangkan pupuk padat di gunakan sebagai pupuk dasar. POC selain dari urine juga di buat dari kotoran terank yang baru, kemudian diremdam sekitar 2 minggu, airnya di manfaatkan sebagai POC.
Hapus